hero-header

RSUD dr. M. Haulussy Ambon

Mengenal Pelayanan Gizi dalam Menjaga Kesehatan Optimal

 

Pelayanan gizi bukan sekadar urusan makanan, melainkan bagian penting dari upaya mewujudkan kesehatan yang paripurna. Di rumah sakit, termasuk di RSUD dr. M. Haulussy Ambon, pelayanan gizi hadir sebagai jembatan antara ilmu pengetahuan dan kepedulian, memastikan bahwa setiap pasien memperoleh asupan yang sesuai dengan kebutuhan tubuhnya. Seperti ungkapan bijak, “Makanan adalah obat pertama, dan obat sejati adalah makanan yang baik.”


Tujuan Utama Pelayanan Gizi

  1. Meningkatkan mutu gizi: memperbaiki pola makan dan menumbuhkan kesadaran gizi pada individu maupun masyarakat.
  2. Mendukung proses penyembuhan: mempercepat pemulihan pasien, karena status gizi yang baik sangat berpengaruh pada keberhasilan terapi medis.
  3. Mencapai status kesehatan optimal: memastikan setiap pasien memperoleh diet sesuai kebutuhan.
  4. Mencegah penyakit: memberikan edukasi gizi seimbang untuk menekan risiko penyakit degeneratif seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung.

Prinsip Dasar Pelayanan Gizi

Pelayanan gizi dilaksanakan melalui asuhan gizi terstandar: pengkajian, diagnosis, intervensi, hingga monitoring dan evaluasi. Semua dilakukan dengan prinsip tepat waktu, tepat jumlah, tepat diet. Pendekatan tidak hanya kuratif, tetapi juga promotif, preventif, dan rehabilitatif. Di sinilah rumah sakit dituntut menghadirkan makanan yang bukan sekadar “mengenyangkan”, melainkan memberi nilai kesehatan yang nyata.

“Memberi makan seseorang berarti memberi kehidupan, dan memberi kehidupan berarti menjaga masa depan.”


Peran Utama Ahli Gizi

  1. Edukasi Gizi: memberi pemahaman tentang gizi seimbang dan pola makan sehat.
  2. Konseling Gizi: membantu pasien mengenali dan mengatasi masalah gizi secara personal.
  3. Asuhan Gizi Klinis: melakukan pengkajian, menegakkan diagnosis, merancang diet, memberikan intervensi, serta memantau kondisi gizi pasien.
  4. Penatalaksanaan Makanan: merencanakan menu, menghitung kebutuhan gizi, mengawasi pengolahan dan distribusi makanan, serta memastikan kebersihan dan keamanan pangan.
  5. Promosi Gizi dan Kesehatan: melaksanakan program pencegahan penyakit berbasis gizi di masyarakat.
  6. Penelitian dan Pengembangan: memperkaya ilmu gizi agar pelayanan semakin berbasis bukti.

Pelayanan Gizi di Institusi
1. Institusi pendidikan: memastikan menu sehat untuk tumbuh kembang anak.
2. Institusi industri: menjaga stamina dan produktivitas pekerja.
3. Industri komersial: menghadirkan makanan bergizi bagi konsumen luas.


Pelayanan Gizi di Fasilitas Kesehatan

1. Rumah sakit: mencakup asuhan gizi rawat inap/rawat jalan, penyelenggaraan makanan, dan penelitian.
2. Puskesmas: layanan gizi dalam maupun luar gedung, termasuk edukasi masyarakat.
3. Poliklinik gizi: konsultasi untuk penyakit degeneratif, ibu hamil, balita, serta konseling ASI.
4. Komunitas: penyuluhan di posyandu atau kegiatan kesehatan masyarakat.
5. Tim multidisiplin: bekerja sama dengan dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lain.


Instalasi Gizi: Pilar Pelayanan di Rumah Sakit

Pelayanan kesehatan di rumah sakit tidak hanya ditentukan oleh tindakan medis semata, melainkan juga oleh dukungan layanan penunjang, salah satunya Instalasi Gizi. Instalasi ini menjadi pusat koordinasi dalam memastikan setiap pasien mendapatkan asupan gizi yang sesuai dengan kebutuhan klinisnya. Di RSUD dr. M. Haulussy Ambon, Instalasi Gizi hadir bukan hanya untuk menyiapkan makanan, tetapi juga sebagai bagian integral dari upaya penyembuhan, pencegahan, hingga promosi kesehatan.

Seperti pepatah bijak, “Gizi yang baik adalah separuh dari kesembuhan.


Peran Strategis Instalasi Gizi di Rumah Sakit

  1. Asuhan Gizi Terstandar (NCP/ADIME)
    Instalasi Gizi bertanggung jawab melakukan pengkajian status gizi pasien, menegakkan diagnosis gizi, menyusun intervensi diet khusus, serta memantau hasilnya. Asuhan ini mengikuti standar nasional (Permenkes No. 78 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Gizi Rumah Sakit), sehingga mutu layanan tetap terjaga.

  2. Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit
    Instalasi Gizi mengelola penyediaan makanan pasien mulai dari perencanaan menu, pengadaan bahan makanan, pengolahan, hingga distribusi. Prinsip yang dijaga adalah tepat gizi, tepat jumlah, tepat waktu, tepat rasa, dan tepat diet. Dengan demikian, makanan yang sampai ke pasien bukan sekadar hidangan, melainkan terapi yang menyokong penyembuhan.

  3. Konseling dan Edukasi Gizi
    Melalui klinik gizi, ahli gizi memberikan konseling kepada pasien rawat jalan maupun rawat inap. Edukasi ini membantu pasien dan keluarga memahami pentingnya diet sesuai kondisi medis, seperti pada penderita diabetes, hipertensi, gagal ginjal, atau pasca operasi.

  4. Promosi Kesehatan Berbasis Gizi
    Instalasi Gizi juga terlibat dalam kegiatan promosi kesehatan rumah sakit (Promkes). Edukasi tentang “Isi Piringku”, gizi seimbang, diet pada berbagai penyakit, hingga pengelolaan gizi bagi tenaga kerja kesehatan, menjadi bagian dari tanggung jawab yang lebih luas kepada masyarakat.

  5. Pengawasan Keamanan Pangan
    Mutu dan keamanan makanan harus dijamin melalui penerapan prinsip HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point), kebersihan dapur, serta pelatihan rutin bagi juru masak dan petugas distribusi makanan. Hal ini sejalan dengan standar akreditasi rumah sakit (KARS/STARKES) yang menuntut pelayanan gizi aman dan berkualitas.


Struktur dan Fungsi Instalasi Gizi

Instalasi Gizi biasanya dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi yang membawahi tenaga gizi, tenaga teknis, dan staf pendukung. Fungsi utamanya meliputi:

  • Pelayanan gizi klinis: fokus pada pasien rawat inap dan rawat jalan.

  • Penyelenggaraan makanan: mengelola dapur rumah sakit, distribusi, dan diet pasien.

  • Manajemen dan penelitian: melakukan pencatatan, pelaporan (misalnya RL 5.1 tentang pelayanan gizi), serta riset sederhana untuk peningkatan mutu layanan.

  • Pendidikan dan pelatihan: menjadi wahana praktik bagi mahasiswa gizi dan tempat pelatihan internal bagi staf.


Tantangan dan Arah Pengembangan

  1. Digitalisasi Pelayanan Gizi
    Integrasi Instalasi Gizi dengan SIMRS dan RME menjadi kebutuhan agar data diet pasien tercatat rapi, dapat ditelusuri, dan menjadi dasar analisis mutu layanan.

  2. Sumber Daya Manusia
    Masih banyak rumah sakit daerah yang kekurangan ahli gizi klinis. Perlu ada perencanaan SDM yang lebih baik, termasuk program pelatihan dan jenjang karier yang jelas.

  3. Standarisasi Menu dan Diet
    Rumah sakit harus menyusun daftar menu siklus berbasis standar gizi, disesuaikan dengan budaya lokal. Di Ambon misalnya, makanan berbasis ikan, sagu, dan sayur lokal bisa menjadi pilihan yang sehat sekaligus dekat dengan pasien.

  4. Akreditasi dan Mutu
    Instalasi Gizi harus terus berbenah untuk memenuhi standar Kemenkes maupun JCI, karena pelayanan gizi menjadi salah satu indikator mutu pelayanan rumah sakit.


Penutup

Pelayanan gizi adalah denyut kehidupan yang menyertai perjalanan penyembuhan. Di tengah tantangan pelayanan kesehatan daerah, memastikan pasien memperoleh gizi tepat adalah bentuk pelayanan yang manusiawi dan holistik. Seperti kata pepatah, “Tubuh yang sehat adalah rumah bagi jiwa yang kuat.” 

“Gizi yang baik adalah investasi jangka panjang, bukan hanya untuk hari ini, tetapi untuk masa depan yang lebih sehat.”

Dengan demikian, pelayanan gizi bukan hanya soal memberi makan, tetapi juga tentang memberi harapan, kekuatan, dan kualitas hidup yang lebih baik bagi setiap insan.

All rights Reserved © RSUD dr. M. Haulussy Ambon, 2024

Made with   by  RSUD dr. M. Haulussy Ambon