Penyakit Parkinson adalah gangguan neurodegeneratif yang terutama menyerang sistem saraf pusat, ditandai dengan gejala tremor, kekakuan otot, gerakan lambat, serta gangguan keseimbangan. Di Indonesia, Parkinson semakin sering ditemukan seiring bertambahnya usia harapan hidup masyarakat. Walaupun obat-obatan seperti levodopa menjadi terapi utama, peran nutrisi tidak kalah penting untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Nutrisi yang tepat dapat membantu mengurangi gejala, memaksimalkan kerja obat, serta mencegah komplikasi.
“Kesehatan bukan hanya tentang obat, tetapi juga tentang bagaimana kita merawat tubuh melalui makanan sehari-hari.”
Mengapa Nutrisi Penting pada Parkinson?
Pada pasien Parkinson, tubuh menghadapi beberapa tantangan yang berhubungan dengan nutrisi:
- Gangguan motorik (gemetar, kaku, lambat) membuat aktivitas makan lebih sulit.
- Efek obat levodopa yang dapat dipengaruhi oleh jenis makanan tertentu, terutama protein.
- Gangguan pencernaan seperti konstipasi sering terjadi akibat melambatnya kerja usus.
- Penurunan nafsu makan akibat depresi atau kesulitan menelan.
Dengan memahami hal ini, perencanaan nutrisi yang baik menjadi bagian penting dari terapi Parkinson.
Prinsip Nutrisi untuk Pasien Parkinson
Seimbang dan Bervariasi
Konsumsi makanan dengan komposisi karbohidrat, protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral yang seimbang.
Sayur dan buah segar penting untuk asupan serat, vitamin, dan antioksidan.
Atur Konsumsi Protein
Protein dapat mengganggu penyerapan obat levodopa.
Disarankan mengonsumsi protein dalam jumlah cukup namun diatur waktunya. Misalnya: obat levodopa diminum 30 menit sebelum makan, atau sebagian besar protein dikonsumsi di malam hari.
Sumber protein baik: ikan, tahu, tempe, telur, daging tanpa lemak.
Perbanyak Serat dan Cairan
Konstipasi adalah keluhan umum.
Konsumsi serat dari sayuran hijau, pepaya, pisang, dan gandum utuh.
Minum air putih minimal 6–8 gelas per hari.
Batasi Lemak Jenuh dan Gula
Untuk mencegah obesitas dan komplikasi metabolik.
Pilih lemak sehat dari alpukat, minyak zaitun, dan kacang-kacangan.
Perhatikan Keseimbangan Mikronutrien
Vitamin D dan kalsium penting untuk tulang, karena pasien Parkinson rentan jatuh.
Vitamin B6 dan B12 membantu metabolisme saraf.
Antioksidan seperti vitamin C dan E membantu melawan stres oksidatif yang mempercepat kerusakan sel saraf.
Tekstur Makanan yang Mudah Ditelan
Bagi pasien dengan kesulitan menelan (disfagia), makanan sebaiknya bertekstur lunak atau dihaluskan.
Sup, bubur, atau smoothie bisa menjadi pilihan.
Strategi Praktis di Rumah
Buat jadwal makan teratur untuk menyesuaikan dengan jadwal obat.
Sajikan porsi kecil tapi sering, agar pasien tidak mudah lelah.
Gunakan alat bantu makan khusus (sendok dengan pegangan besar, gelas anti tumpah) untuk pasien dengan tremor.
Libatkan keluarga agar pasien tetap semangat makan.
Contoh menu harian sederhana untuk pasien Parkinson di Indonesia:
- Pagi: Bubur oat dengan potongan pisang + teh hangat
- Snack: Smoothie pepaya + madu
- Siang: Nasi merah, ikan bakar, sayur bening bayam, tempe kukus
- Snack: Ubi rebus + air putih
- Malam: Sup ayam kampung dengan wortel dan brokoli + buah semangka
Vitamin B6 dan B12 dalam Terapi Parkinson
Vitamin B6 (Piridoksin)
Tanpa penghambat dekarboksilase (levodopa tunggal): dosis tinggi vitamin B6 dapat mempercepat konversi levodopa menjadi dopamin di luar otak (perifer), sehingga efek terapinya menurun.
Dengan kombinasi carbidopa/benserazid (Sinemet, Madopar): interaksi tidak bermakna karena ada penghambat enzim dekarboksilase. B6 tetap aman dalam dosis gizi normal (<100 mg/hari).
Vitamin B12 (Kobalamin)
Tidak berinteraksi langsung dengan levodopa.
Justru penting karena defisiensi B12 sering ditemukan pada pasien Parkinson yang memakai levodopa jangka panjang, dan dapat memperburuk neuropati serta gangguan kognitif.
Ringkasan Interaksi
Vitamin B | Interaksi dengan Levodopa | Catatan |
---|---|---|
B6 | Dapat menurunkan efektivitas levodopa bila tanpa kombinasi penghambat dekarboksilase | Aman pada Sinemet/Madopar, hindari dosis tinggi pada levodopa tunggal |
B12 | Tidak mengganggu levodopa | Perlu dipantau kadar serum, suplementasi bila defisiensi |
Tantangan di Indonesia
Dalam konteks masyarakat Indonesia, terdapat beberapa kendala:
- Keterbatasan akses ahli gizi di rumah sakit daerah.
- Kebiasaan makan tinggi karbohidrat (nasi putih) yang kurang bervariasi.
- Kurangnya kesadaran keluarga bahwa makanan berperan penting dalam perjalanan penyakit.
Namun, dengan pendekatan edukasi yang tepat, keluarga dapat dilibatkan dalam menyediakan makanan sehat yang sederhana, murah, dan mudah didapat di pasar lokal.

Penutup
Nutrisi pada pasien Parkinson bukan sekadar soal makanan, melainkan bagian dari terapi menyeluruh yang harus diperhatikan bersama obat, fisioterapi, dan dukungan keluarga. Dengan pola makan yang tepat, pasien dapat hidup lebih berkualitas, lebih mandiri, dan tetap berdaya.
Parkinson mungkin belum bisa disembuhkan, tetapi dengan nutrisi dan perawatan yang baik, kita bisa membantu pasien menjalani hidup dengan lebih bermakna.
Referensi:
Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta: Kemenkes RI; 2014.
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI). Panduan Tatalaksana Penyakit Parkinson. 2018.
BPJS Kesehatan. Panduan Praktis Pelayanan Penyakit Kronis. Jakarta: BPJS Kesehatan; 2020.
WHO. Nutrition for Older Persons. World Health Organization; 2021.
Artikel terkait:
Parkinson: Jiwa yang Terperangkap dalam Tubuh yang Kaku
Panduan Diet untuk Penderita Stroke